Nusa Tenggara Timur – Wae rebo satu desa adat di tanah flores yang mempesona karena tradisi, arsitertur dan kehidupan budaya masyarakat nya. Cerita – cerita itulah yang membut banyak orang dari berbagai daerah maupun mancanegara tertarik berkunjung ke desa waerebo. Apa keunikan Desa Wae Rebo dan bagaimana Sumber daya alam di Desa Waerebo ? Berikut ini ulasan singkat deskripsi tentang wae rebo.
Negeri di Atas Awan merupakan nama yang disematkan untuk Desa waerebo karena terletak di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut dan sudah pasti pemandangan alam nya sangat memanjakan mata. Perkampungan ini jauh terpencil, untuk mencapai lokasi harus melewati jalan setapak kurang lebih sejauh 7 kilo meter.
Bagaimana cara hidup masyarakat di desa Wae Rebo ?
Kehidupan dan Pola keruangan Desa Wae Rebo menarik untuk diketahui, banyak wisatawan tertarik untuk mengetahui lebih jauh Budaya masyarakat Desa Wae Rebo dan segala keunikan nya. Terdapat 7 rumah utama atau yang disebut sebagai Mbaru Niang dan satu rumah Gendang sebagai rumah ketua desa adat.
Baca Juga : Keunikan Rumah Adat Prai ijing Sumba
Setiap Mbaru Niang ditinggali 6 keluarga, sedangkan rumah Gendang dihuni 8 keluarga. Mbaru Niang berbentuk kerucut dengan atap hampir menyentuh tanah memiliki arsitektur khas yang masih terjaga dari jaman dahulu sampai sekarang. bahan bangunan bersumber dari bahan alam yang ada disekitar nya. Bentuk bangunan inilah yang menjadi daya tarik utama bagi para wisatawan dan UNESCO menyatakan desa ini sebagai Warisan Budaya Dunia pada bulan Agustus tahun 2012.

Desa ini ditinggali oleh 44 keluarga dengan mata pencaharian utama Sumber daya alam di Desa Wae Rebo adalah sektor pertanian. penduduk disini menanam kopi, cengkeh, dan umbi-umbian. Perempuan di Desa Adat Wae Rebo, selain memasak, mengasuh anak, dan menenun, juga membantu kaum lelaki di kebun.
Sejarah Wae Rebo
Dilansir dari berbagai sumber sejarah terbentuknya Kampung Waerebo berawal dari nenek moyang mereka yang merupakan nenek moyang asli Waerebo bernama Empo Maro. Sedangkan Empo Maro berasal dari Minangkabau, Sumatera, Empo Maro membawa keluarganya berlayar sangat jauh dari Pulau Sumatra menuju Labuan Bajo nusa tenggara timur.
Kepercayaan yang di anut atau agama wae rebo mengakui agama Katholik sebagai kepercayaan mereka. Walaupun begitu, dalam kehidupan sehari-hari mereka masih memegang erat kepercayaan terhadap roh leluhur dan nenek moyang
Rute Jalan Menuju Desa Waerebo
Desa wae rebo terletak di pulau flores di Kampung Satar Lenda, Kecamatan Satarmese Barat, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jika anda berasal dari luar pulau flores ada dua rute untuk mencapai desa waerebo.
- Rute pertama mendarata di bandara ruteng bernama Frans Sales Lega lalu menempuh jalur darat menuju desa denge, desa terakhir yang bisa di akses bermotor sekaligus pos persiapan sebelum melakukan pendakian menuju waerebo.
- Rute kedua mendarat di bandara komodo labuan bajo lalu di lanjutkan perjalan darah sejauh 105 kilo meter sampai desa denge dan menhabiskan waktu kurang lebih sekitar 4 jam.
Itulas deskripsi singkat tentang desa waerebo salah satu destinasi wisata indonesia yang terkenal sampai mancanegara.