Bali – Dilansir dari wikipedia sejarah desa Penglipuran dipercaya mulai berpenghuni pada zaman pemerintahan I Dewa Gede Putu Tangkeban III. Hampir seluruh warga desa ini percaya bahwa mereka berasal dari Desa Bayung Gede. Pada zaman dahulu orang Bayung Gede adalah orang-orang yang ahli dalam kegiatan ke agamaan, adat dan pertahanan. Karena kemampuannya, orang-orang Bayung Gede sering dipanggil ke Kerajaan Bangli.
Tetapi karena jaraknya yang cukup jauh, Kerajaan Bangli akhirnya memberikan wilayah sementara kepada orang Bayung Gede untuk beristirahat yang sering disebut sebagai Kubu Bayung. Tempat inilah kemudian yang dipercaya sebagai desa yang mereka tempati sekarang. Mereka juga percaya bahwa inilah alasan yang menjelaskan kesamaan peraturan tradisional serta struktur bangunan antara desa Penglipuran dan desa Bayung Gede
Desa yang berada di Bangli Bali Indonesia ini terkenal akan keindahannya, keasliannya dan tentunya kebersihannya, saking bersih nya Desa panglipuran ini dinobatkan sebagai Desa terbersih di dunia pada tahun 2016. Di artikel tentang desa penglipuran kali ini kita akan cari tahu kenapa bisa Desa Panglipuran ini dinobatkan sebagai desa terbersih didunia sekaligus melihat kehidupan sehari-hari warga di sini dan tentunya mencari tahu keunikan yang ada di Desa penglipuran dan cara warga disini mengelola sampah nya terutama sampah plastik
Baca Juga : Tiket Masuk Tegunungan Waterfall Gianyar Bali
Desa panglipuran ini memang sudah sangat terkenal bahkan sudag menjadi ikon wisata buat Provinsi Bali itu terlihat dari banyaknya wisatawan domestik maupun internasional yang berkunjung ke desa ini setiap harinya selanjutnya Mari kita cari tahu apa saja daya pikat dari Desa Penglipuran ini sehingga banyak turis berkunjung kesini
Daya Tarik desa penglipuran
Daya tarik pertama yang sudah jelas adalah kebersihan dari Desa ini, tidak hanya bersih keunikan yang ada di Desa penglipuran adalah dibangun dengan konsep Tri Mandala di mana tata ruang Desa dibagi menjadi 3 wilayah.
- Wilayah pertama adalah utama Mandala wilayah ini merupakan tempat suci atau tempat para dewa, posisinya berada di atas atau tertinggi dari bangunan-bangunan lainnya di sinilah tempat beribadah didirikan
- Berikut nya adalah madya mandala yang ada di zona tengah merupakan pemukiman penduduk dimana rumah-rumah penduduk dibangun di sepanjang jalan utama
- Dan yang terakhir adalah Nista Mandala tempat ini adalah zona khusus untuk pemakaman penduduk di Desa Penglipuran
Dengan diterapkannya konsep Tri Mandala membuat Desa Penglipuran ini tersusun rapi atau simetris sehingga memanjakan mata untuk melihat dan terkesan sangat estetik.
Daya tarik berikutnya adalah alam yang Asri, itu terlihat dari banyaknya tanaman kebun sampai hutan bambu. Luas desa penglipuran kurang lebih sekitar 112 hektar dan setengahnya atau 45 hektar nya didominasi oleh hutan bambu dan warga disin percaya kalau hutan bambu ini bisa melindungi Desa Panglipuran makannya hutan bambu di sini dijaga, dilestarikan dan juga tidak boleh sembarangan di tebang, kalaupun di tebang hanya digunakan untuk acara ke adatan atau seizin dari tertua di Desa Panglipuran. Tidak hanya hutan bambu didesa ini juga terdapat jika banyak hutan hutan lainnya
Daya tarik berikut nya adalah adat istiadat desa penglipuran. Warga desa penglipuran mayoritasnya beragama Hindu Bali, percampuran budaya dan agama yang menjadi pedoman Bagaimana Desa ini menjalani kehidupan sehari-hari nya, salah satu contohnya adalah warga di sini terbiasa hidup selaras dengan alam dan makhluk hidup lainnya, Hal inilah yang membuat desa Penglipuran akhirnya dinobatkan sebagai Desa terbersih di dunia dan memenangkan banyak penghargaan dari mancanegara.
Menurut ibu nyoman salah satu warga di sini, beliau menceritakan tentang tradisi menjaga lingkungan yang telah turun temurun diajarkan oleh nenek moyang mereka seperti misal nya mempertahankan rumah adat desa penglipuran dengan design tradisional nya dan setiap pagi dan sore hari warga di Desa Panglipuran akan gotong royong membersihkan Desa mereka dari sampah bahkan di sini juga disediakan tempat sampah organik maupun non organik.
Untuk sampah organik warga di sini memiliki tempat untuk mengelola sampah tersebut menjadi pupuk yang nantinya pupuk tersebut dipakai untuk menyuburkan tanaman di Desa Penglipuran dan sebagai pupuk organik ini juga ada yang dijual untuk membiayai operasional tempat pengolahan sampah organik ini.
Sedangkan sampah non-organik seperti sampah plastik warga di sini akan mengumpulkan sampah plastik tersebut dan mengirimkannya ke tempat recycle sampah plastik yang berada di Denpasar, disini sampah plastik akan disortir dan diproses untuk digunakan kembali. Siapapaun akan terkesan setelah mengetahui bahwa warga Desa Panglipuran punya kesadaran tinggi untuk menyayangi alam dengan mengelola sampah plastik mereka
Kehidupan masyarakat desa adat penglipuran bisa menjadi contoh bagi desa-desa lainnya di Indonesia dalam menjaga lingkungan dan melestarikan alam dengan kebersihan desanya dan secara tidak lansgung Keunikan yang ada di Desa penglipuran ini mendapatkan keuntungan yang berlimpah contohnya menjadi tujuan objek wisata sustainable dan membangkitkan ekonomi setempat. Untuk harga tiket masuk desa penglipuran Rp 25.000/orang Rp 20.000/anak wisatawan domestik sedangkan untuk wisatawan asing Rp 30.000/orang
Semoga pertanyaan tentang desa penglipuran terjawab dengan adanya ulasan singkat ini yang di ambil dari Kanal Ric snt.